Max Weber
Max Weber

Weber merupakan tokoh yang sangat berpengaruh dalam perkembangan sosiologi. Meskipun pada awalnya weber adalah mahasiswa hokum, dan menjalani kerja akademik pertama dibidang hukum namun karir awalnya didominasi oleh kecintaanya pada sejarah. Bahkan disertasi doktoralnya adalah studi historis tentang zaman pertengahan dan romawi. Weber ditengarai mulai mendedikasikan dirinya dibidang keilmuan sosiologi sejak tahun 1909 melalui karya-karya besarnya. Dalam pemikiran Weber sosiologi dihadirkan dalam pemikirannya sebagai alat analisis kausal terhadap fenomena sejarah. Dengan kata lain sosiologi melayani sejarah, atau dijadikan sebagai alat ilmiah.
Pemikiran lain weber yang menarik adalah Verstehen (atau pemahaman). Menurut web verstehen adalah tidak sekedar intuisi atau keterlibatan berdasarkan pada simpati namun melibatkan penelitian sistematis dan ketat dan bukan hanya sekedar merasakan teks atau fenomena sosial. Weber juga memusatkan perhatiannya pada kausalitas, yaitu pemahaman di mana suatu peristiwa akan diikuti atau disertai yang lain.
Menurut weber keberadaanya menjadi seorang sosiolog adalah untuk mengakhiri kolektivitas dan mempraktikan satu atau beberapa tindakan dengan menggunakan metode individualis secara ketat. Poin yang didapatkan dari ini semua adalah minat besar weber terhadap tindakan individualis. Hal ini berkaitan erat dengan minat weber terhadap asal usul perkembangan rasionalisme kebudayaan barat yang menjadi jantung sosiologinya. Meskipun sulit untuk mencari definisi secara pasti mengenai pengertian rasionalisme namun dari pemikirian weber terkait dengan agama dan kelahiran kapitalisme dapat kita prediksikan bahwa salah satu perhatian utama weber adalah hubungan antar berbagai agama dunia dengan perkembangan system ekonomi kapitalis, yang tentunya terjadi di dunia barat pada masa itu.
Dalam pemikirannya, agama dunia, semangat kapitalisme dan rasionalisme adalah nilai dan norma system modern, dimana dampak protestanisme asketis terutama calvinisme terhadap semangat kapitalisme. Calvinis mengembangkan ajaran bahwa untuk menyingkap tanda-tanda keselamatan adalah dengan calvinis diserukan untuk terlibat dalam aktifitas intens untuk menjadi manusia pekerja. Makna kata keselamatan dapat ditemukan pada kesuksesan duniawi.